Menurut Irma Belanda sendiri awalnya juga tidak yakin bahwa yang gugur dalam penyergapan itu merupakan Letkol Mochammad Sroedji Sebab Letkol Sroedji sendiri memang memiliki banyak nama samaran.
Nama samarannya banyak untuk menyembunyikan identitas agar tidak mudah dikenali Belanda.
Untuk memastikan akhirnya Belanda memanggil warga untuk mengenali jenazah Letkol Sroedji Dari keterangan warga itulah akhirnya Belanda tahu bahwa komandan pasukan Republik yang gugur itu memang benar-benar Letkol Sroedji.
Begitu tahu bahwa orang yang dicari selama ini meninggal Belanda kemudian membawa tubuh Letkol Sroedji ke kota Jember Caranya dengan menyeret menggunakan truk.
Jenazah Letkol Sroedji kemudian ditaruh di sebuah halaman hotel di Jember Di sana tubuh Letkol Sroedji sengaja dijadikan tontonan untuk warga.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan ke masyarakat bahwa jika melawan Belanda maka bisa bernasib seperti Letkol Sroedji.
Setelah berada di sana selama tiga hari akhirnya ada salah seorang tokoh masyarakat yang memberanikan diri meminta jenazah Letkol Sroedji untuk dimakamkan.
Setelah diperbolehkan Belanda maka jenazah Letkol Sroedji dibawa dan dimakamkan di daerah Kreongan Patrang Yang mengiringi pemakaman waktu itu banyak sekali.
