Masuk menukar Jose Mourinho, Solskjaer sukses membawa MU kembali pada permainan terbaik. Permainan menyerang yang diterapkannya sukses membuat posisi serang Setan Merah lebih tajam.
Terdaftar 25 gol sukses diciptakan MU dari 10 pertandingan saat diasuh oleh Solskjaer, serta cuma kemasukan 7 gol. Paul Pogba cs pun belumlah terkalahkan dari 10 pertandingan itu, dengan catatan 9 kemenangan.
Catatan impresif ini tentu saja menjawab kebimbangan banyak pihak pada Solskjaer. Mengingat manajer asal Norwegia ini sempat tidak berhasil saat melatih Cardiff City, sampai membuat timnya terdegradasi pada musim 2013/2014.
Dari 30 pertandingan yang dilaluinya Cardiff, cuma menuliskan 9 kemenangan, 5 imbang, serta 16 kali kalah. Solskjaer mengaku jika MU memang lebih gampang untuk diasuhnya, sebab ia memahami benar akan kultur team yang sempat dibelanya itu.
Lebih gampang di sini sebab aku tahu DNA serta jati diri MU, serta seperti apakah beberapa pemain MU itu. Ialah jati diri pemenang, pun keyakinan diri yang berada di sini," kata Solskjaer dikutip dari Sky Sports.
Kami ingin ambil resiko. Kami ingin menguber gol ke-2, ke-3, serta ke empat, sebab demikianlah kami mengerjakannya di MU. Bila Anda tidak dapat mengatasinya, jadi Anda ada di club yang salah," imbuhnya.
Selanjutnya, ia pun memandang kegagalannya di Cardiff sebab belumlah siap melayani pertarungan di papan bawah, bukan keseluruhannya pertandingan. Dimana, strategi menyerang yang diterapkannya saat itu kurang pas.
MU, tentunya, lebih pas untuk aku dibanding club yang berusaha di papan bawah. Aku tidak siap untuk pertempuran itu. Aku tidak menjelaskan jika aku tidak siap untuk Premier League. Itu berlainan," katanya.
